Garut || www.bkrinews.or.id/, Ratusan petani penyadap karet perkebunan PT. Condong Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, menurut inpormasi yang berkembang di masyarakat tepatnya di Kecamatan pakenjeng keluahan ratusan petani karet menjadi topik pembicaraan adaya dugaan orang dalam oknum Tengkulak yang jadi pemicunya.

Polemik yang terjadi Riuh ratusan petani karet tim barisan kepemudaan republik Indonesia mencoba sambangi masyarakat perwakilan dari petani untuk mencari tahu isu keluhan penyadap karet yang beredar selama ini.
Salah satu Petani yang berinisial (IY) pada hari Jum’at 01/09/2023 14:39 WIB, mewakili ratusan penyadap karet tersebut kekecewaan yang terjadi senada disampaikan olehnya karena hasil dari sadapan karetnya diduga berkedokan Tengkulak oknum orang dalam dari Perusahaan dengan harga miris yang sangat minim dan tidak sesuai dengan beban dan resiko yang kawan kawan petani keluarkan apalagi dalam kondisi keadaan harga beli kebutuhan sehari hari,” ungkap IY dengan wajah sedih dan berkaca kaca mengungkapkan penderitaan ratusan Rekanan karyawan petani didaerahnya.
Hal senada disampaikan oleh salah satu perwakilan Petani penyadap karet di seluruh diwilayah para apdeling a perusahaan PT. Condong mengungkapkan keluhan yang sama kepada Awak Media www.bkrinews.or.id dan Tim Investigasi organisasi lainnya, keluh kesah yang terjadi dipicu oleh permasalahan yang sama disebabkan harga hasil sadapan karetnya semakin anjlok diterima sangat ironis menurut perwakilan dari ratusan petani diwilayah apdeling yang dibeli oleh tengkulak diduga ada skenario oknum oknum dalam,” Ujar Petani.
Dengan harga Rp.4.200/kg yang berbeda jauh dengan harga normal ditengkulak diluar dengan harga Rp.8.500./kg hal ini jelas jelas memicu gejolak permasalahan yang akan berdampak buruk terhadap pengembangan kemajuan ara Petani di PT. Condong Garut.
polemik ratusan para Petani Penyadap Karet PT. Condong garut, yang semakin hari dihadapkan oleh harga yang semakin mencekik dan dinilai tidak sesuai dengan harga normal, mendapatkan kritik pedas dari salah satu Organisasi Taktis, kabupaten Garut Khususnya dari Sekjen Aliansi Kincir Angin yang berhasil ditemui di lokasi Pemkab Garut menyampaikan kritik revolusinya menurut Wakil Ketua BK-RI DPK GARUT, dari oknum tengkulak yang diduga memainkan harga hasil sadapan ratusan para Petani PT. Condong.
Hal ini tidak selaras dengan undang undang pekerja Pasal 28 Ayat (2) dan Pasal 28E Ayat (1) tahun 1945 yang berbunyi setiap orang berhak untuk memilih pekerjaan dan bekerja serta mendapat hasil atau imbalan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan pekerjaan dan rencananya keluhan permasalahan yang dialami oleh Ratusan Petani Penyadap Karet PT. Condong tersebut.
BK-RI DPK GARUT dan kawan kawan akan melakukan Aksi pengawalan bagi Ratusan Petani Karet, untuk menyampaikan Aspirasi melalui audiensi kepada Dinas tenaga kerja kabupaten garut, dan dinas tenaga kerja provinsi jawa barat serta melakukan pengaduan resmi terkait kejadian harga hasil sadapan karet yang dinilai merugikan dan mencekik para petani kepada Salah satu pejabat komisioner PT. Condong garut yang rencananya akan dimulai minggu depan, ungkap sekjen Aliansi Kincir Angin.
Besar Harapan Dinas Tenaga Kerja provinsi Jawa Barat dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Garut, sebagai Pelindung dari setiap pekerja menjadi pasilitas dan diharapkan sekaligus dapat memberikan penegasan kepada oknum tenggkulak yang diduga masih dari orang dalam karena Jika hal ini dibiarkan PT. Condong akan terjadi dampak buruk dan menjadi kerugian bagi semua pihak Sampai Berita ini diturunkan pihak dari PT. Condong dan Pihak dari Oknum Tengkulak belum bisa ditemui untuk dimintai keteterangan seputar keluhan Ratusan petani penyadap Karet untuk keberimbangan pemberitaan ini. (***)